Entah kenapa aku ngepost berbau agamis.. haha mungkin karena sedang masa masa skripsi entah kenapa jadi ingin bercerita tentang islam. Atau lebih ke curhat sebenernya.
Aku waktu SMA tidak berkerudung. Aku jadi 'muslimah' berkerudung karena nazar. Yak, nazar apabila aku berhasil masuk ITB aku bakal berkerudung. Aku tahu nazar itu tidak boleh untuk hal wajib. Tapi tak apa-apakan? Meski kalau dirasa-rasa seperti maksa Allah seperti ini :
"Ya Allah! Kalau kamu mau hambamu jadi muslim yang bener kan? Kalau engkau gak dzalim kabulkan permohonanku ini!"
Yaps... maaf itu super maksa dan gak sopan. Meskipun akhirnya aku keterima dan berkerudung. 'Isi' dari kerudung itu masih belum terbaiki. Istilahnya orang yang ngaku islam tapi tak paham apa itu islam. Aku shalat tapi hati aku hampa. Alquran jarang aku baca. Melihat kerudungku aku jadi merasa seperti orang paling munafik sedunia.
Sampai waktu itu aku berfikir, kalau aku mati sekarang.. aku pasti masuk neraka
Ya... neraka.
Ya... neraka.
Aku bingung harus bagaimana. Apa yang harus aku lakukan? Hidupku rasanya kosong... gak tenang...
Waktu pulang magang, aku mencoba untuk mencari buku islami. Aku tak pernah punya buku islami, yang kupunya mayoritas komik karena aku malas baca buku yang isinya teks semua. Karena itu aku berharap ada buku islam yang isinya bergambar. Ngarep memang, tapi ternyata ada! Itu buku yang paling berkesan banget dalam hidup aku. Ya, buku yang bahkan awalnya aja aku gak paham arti judulnya. Buku Khilafah karya Felix siauw edisi pertama.
(Eits, aku bukan anak HTI by the way)
(Eits, aku bukan anak HTI by the way)
Kenapa berkesan? Karena buku itu membuka mata aku... islam itu luas... islam itu bukan cuma shalat, zakat, puasa... lebih dari itu. Islam itu... bagaimana ya... mengatur segala aspek kehidupan. Banyak hal yang baru aku pelajari dari buku ini. Dan aku ingin lebih.. ingin mencari lebih.
Ketika aku cerita pada saudara aku dan akhirnya ia ingin mengajakku ke mentornya. Awalnya aku merasa malu tapi karena rasa ingin tahu aku sedang menggebu (plus lagi ramadhan) akhirnya aku bertemu dengan mentor itu. Dan materi yang kudapatkan selama ini dari beliau menjawab pertanyaan aku.
Kenapa hatiku hampa? Kenapa keislamanku seperti ini?
Dan ternyata jawabannya simpel. Satu kata. TAUHID.
Dan ternyata jawabannya simpel. Satu kata. TAUHID.
Selama ini yang kutahu Tauhid itu ya mengesakan allah... tapi ternyata lebih dari itu. Jauh lebih dalam. Dan hal ini membuatku bingung kenapa aku baru tahu hal ini sekarang? Sebagai mahasiswa tingkat 4? Padahal kita tinggal di masyarakat yang mayoritas islam.
TAUHID. Sebuah dasar bagi seorang muslim. Pondasi bagi keimanan. Bila pondasi gak kuat, tentu saja apa yang kita bangun diatasnya akan runtuh.
Tauhid bukan cuma menganggap allah itu satu. Tapi kita terikat sepenuhnya pada Allah bahwa Ia satu-satunya yang berkuasa atas jiwa dan raga kita. Satu-satunya pencipta dan pengatur kehidupan kita. Dan satu-satunya yang berhak untuk disembah oleh kita. Tak ada sekutu baginya di hati kita. Nomor satu di hati kita.
Seorang muslim harus selalu mengasah ketauhidannya, menjaganya, dan memurnikannya. Karena itu pula surat al-ikhlas disebut sepertiga al-quran. Ikhlas bukan berarti rela.. tapi murni dalam bahasa arab (kholaso). Dan bila dilihat lagi kandungan suratnya. Surat itu membahas tauhid. Kesimpulannya, hal yang paling basic sekaligus penting dalam islam adalah memurnikan tauhid.
Bila misalnya kita lebih cinta pada seseorang ataupun pekerjaan (sibuk duniawi) dibanding Allah, menjalankan islam tapi masih menjalankan ritual adat, mengubahnya. Itu sudah tidak murni lagi, sudah bercampur. Dan apa arti bercampur dalam bahasa arab? Jawabannya adalah syaroka. Syirik. Meskipun sedikit, itu sudah tidak bisa dikatakan murni.
Tugas seorang muslim adalah menjalankan islam dalam kehidupan. Berserah diri, tunduk, taat pada Allah. Dan dibutuhkan dasar yang kuat sebagai pondasi untuk agama. Dan terjawab, itulah mengapa hatiku hampa meski shalat. Shalat sebagai tiang agama tentu akan rubuh bila tidak ada pondasi yang menyokongnya.
Banyak hal baru yang aku pelajari.. tentu saja aku merasa bersyukur, karena inilah nikmat. Nikmat ilmu yang mungkin tidak semua masyarakat islam indonesia pahami. Ilmu yang tidak pernah didalami di sekolah.
Waktu itu seperti jalan yang terbuka lebar.. Rasa keingintahuanku menyebar. Aku mulai mempelajari al-quran, membaca hadist, ikut kajian bersama teman, menonton ceramah dan video islam di youtube.
Waktu itu seperti jalan yang terbuka lebar.. Rasa keingintahuanku menyebar. Aku mulai mempelajari al-quran, membaca hadist, ikut kajian bersama teman, menonton ceramah dan video islam di youtube.
Aku rekomen channel the merciful servant, talkislam sama apa ya satu lagi lupa haha. Tapi banyak sih di youtube. Aku suka juga menonton zakir naik.. karena penasaran debat perbandingan agama ataupun dengan atheis, frontal memang tapi ada juga pertanyaan yang memang selama ini ingin aku tanyakan terjawab oleh Dr. Zakir naik. Aku kagum dengan beliau, juga mentor beliau yaitu alm. Ahmad deedat.. Ustadz yusuf estes yang lemah lembut saat menjawab juga bagus dan membuatku terkagum.
Dan yang sedang aku senangi sekarang yaitu membaca sejarah islam. Setelah sirah nabawiyah, aku jadi penasaran tentang masa setelah khilafaur rasyidin.. yaitu masa masa kerajaan islam. Kesultanan Ustmani/Ottoman Empire benar benar menarik perhatianku. Penaklukan konstatinopel ditangan islam atas pimpinan muhammad al fatih misalnya Lalu Abbasiyah yang dibantai oleh mongol. Dan kejatuhan satu satunya pemerintahan islam yang tersisa, yaitu ottoman pada tahun 1924 yang membuat muslim seakan tidak punya rumah. Terpecah berai. Lalu aku juga ingin belajar sejarah islam di indonesia. Kisah wali songo menyebarkan islam di nusantara. Kisah para muslim yang berjuang untuk kemerdekaan indonesia.
Banyaaak sekali yang ingin aku pelajari. Insyaallah akan aku dapatkan. Ilmu berasal dari Allah bila Allah mengizinkan. Benar tidak? :)
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan komen? Pasang emoticon yg tersedia di atas :)