Curhatan anak SMA yang seminggu lagi UN

Belakangan ini aku ketawa dalam hati dengan tingkah anak-anak, mereka entah kesambar petir ataukah masuk angin apa jadi rajin setengah mati. Hihi... Yah, aku ikutan rajin juga sih. Yang tadinya hanya sks-an sebelum ulangan sekarang jadi belajar keras tiap ke sekolah (Tiap di sekolah loh), belajar di kantin bareng temenku yang pinter. Sekalian bisa nanya-nanya kalau ada soal yang rumitnya bisa membuat mata kicep-kicep. Hehe.. Thanks ya sob!

Kenapa anak-anak menjadi rajin begini?

Hemm... jelas karena tinggal seminggu lagi UN!

Bergidik? Tentu saja!! Nasibku tergantung pada nilai UN ini karena aku hanya bisa ikut USM STAN kalau nilai rata-rataku di atas 7,00.

Huft. Nervous kan?

Selain anak-anak yang jadi rajin belajar, mereka juga ngeributin hal yang lain, yaitu 5 tipe soal UN. Gila! dua tipe aja udah banyak yang gak lulus apalagi lima? Tapi, selain meratapi nasib angkatanku yang selalu dijadikan kelinci percobaan pemerintah, aku turut bersimpati pada pemerintah yang sudah cape-cape membuat lima tipe soal UN.

Aku heran.. bukankah itu berarti pemerintah juga udah ‘ngeh kalau anak-anak sering berbuat kelicikan? Seperti mencontek, beli kunci jawaban, bla bla bla... yang mengakibatkan anak-anak pemalas menjadi lulus dengan nilai yang cemerlang!! Dan di lain pihak, anak-anak pinter merasa dicurangi karena mereka jujur mengerjakan sendiri. Terlihat bahwa ‘sistem pendidikan Indonesia yang lebih menekankan pada nilai dan bukan proses’ secara tak langsung membuat bibit-bibit koruptor dan membuatnya lebih subur lagi.

Pointnya ngapain ngadain UN? Dengar-dengar pemerintah ngukur kualitas pendidikan tiap daerah lewat nilai UN, yang menurutku percuma. Gimana mau ngukur kualitasnya kalau nilainya aja boong karna siswa curang dengan berbagai cara demi kelulusan mereka yang semata-mata ditentukan oleh nilai.

Beralih dari menyudutkan pemerintah,

Coba tanya pada siswa yang curang apakah alasan mereka. Lagi-lagi pasti salahin pemerintah. Hahahaha... Okay kawan, pernah denger potongan dari pepatah ini?

“Jika pemenang melakukan kesalahan, ia berkata, “Saya salah” dan Jika pecundang melakukan kesalahan, ia berkata, “bukan salah saya”

Hem.. gak mau disebut pecundang kan? Jangan salahin pemerintah molo dan mengeluh ini itu. Coba buka mata, benahin diri, belajar dengan rajin dan smart, aku yakin kamu pasti bakal lulus.

Sekedar intermezzo..
Temen aku yang ibunya seorang guru, ngasih tau posisi duduknya meski gak pasti juga sih





A B C D
E A B C
D E A B
C D E A
B C D E


Kawan, apakah kalian udah bikin taktik? Yah... aku yakin banyak anak SMA yang panik bukan kepalang dan menyusun taktik mencontek mulai dari cari/beli kunci jawaban, menyembunyikan handphone dan kotretan, ngebatik di tangan/paha (buat cewe), minta jawaban dari server baik hati (anak pinter) yang mau kerjasama ngasih jawaban ke client (anak2)

Guru-guru aku bilang gini, “Gak peduli mau lima tipe atau malah duapuluh tipe semuanya sama aja.. palingan beda angka atau nomer. Yang penting kalian bisa ngerjainnya,”

Okey... tapi anak tuh beda-beda pak...Lihatlah beberapa respone mereka,

Anak pinter: *ngangguk menyatan setuju pada bapak, “Lima soal? SO WHAT?”

Anak biasa: *gelisah ke temen-temen, “Kamu paket apa?” –dan mulailah nyusun taktik antar anak senasib yang berpaket sama–

Anak ‘cerdik’: ‘Hemm.. gue beli kunci jah patungan ma anak-anak.. ’ dan akhirnya ngajak nego dan diskusi

Anak kaya: ‘beli kunci jawaban adalah jawabannya...’ (beli sendiri yang asli dan berjuta harganya)

Anak yang kena diujung ( B & D ) dan gak berani nyontek: “hiks... gimana nasib gua??”

Dan berbagai reaksi yang unik lainnya... hahaha

Kawan, mari kita berjuang bersama pada UN tahun ini.. bukan hanya SMA saja, tapi juga anak SMP dan SD (SD namanya UN bukan? Jaman aku UMP)

Akhir kata,
Semoga kita lulus dengan nilai yang memuaskan.. Amin